Mengapa daun pisang lebih baik digunakan sebagai pembungkus makanan dari pada plastik?
![]() |
| lontong daun |
![]() |
| lontong plastik |
Pembungkus
makanan yang saat ini tengah berkembang biasanya terbuat dari plastik.
Tahu kah kamu sejarah plastik? Sejak tahun 1950-an plastik menjadi
bagian penting dalam hidup manusia. Plastik digunakan sebagai bahan baku
kemasan, tekstil, bagian-bagian mobil dan alat-alat elektronik. Pada
tahun 1976 plastik dikatakan sebagai materi yang paling banyak digunakan
dan dipilih sebagai salah satu dari 100 berita kejadian pada abad ini.
Plastik pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Parkes pada tahun 1862
di sebuah ekshibisi internasional di London, Inggris.
Nah
sudah tahu kan sejarah plastik, saat ini plastik menjadi bagian kemasan
makanan yang sudah terjamah modernisasi, bagaimana dengan daun
pisang, apa kalian tahu kandungan daun pisang? Daun pisang mengandung
polifenol dalam jumlah besar yang sama seperti pada daun teh, berbentuk
EGCG, sehingga menghasilkan aroma khas ketika menjadi bahan pelengkap
makanan. Daun Pisang memiliki bentuk daun yang besar dan panjang
sehinggga biasanya dipakai untuk meletakkan makanan di atasnya. Daun
pisang pun ternyata memiliki manfaat yang cukup baik. Selain digunakan
sebagai pembungkus makanan, daunnya ternyata bisa digunakan untuk
pengobatan kulit yang terbakar.
Jika
kalian pergi ke pasar tradisional untuk membeli tempe, tanpa kalian
sadari kalian dihadapkan pada dua pilihan, yaitu ada tempe yang
dibungkus dengan plastik atau tempe yang dibungkus hijaunya daun pisang.
Hal inilah yang membuat saya tertarik membahas kemasan modernisasi dan
tradisional dengan menggunakan salah satu contoh makanan terkenal
Indonesia yang biasanya menggunakan kemasan yang berbeda yaitu tempe.
Apakah ada perbedaan dari tempe yang dibungkus plastik atau tempe yang
dibungkus daun pisang??
Ok bagaimana dengan tempe apa kalian tahu kekhasan dari salah satu makanan terkenal Indonesia ini?
Tempe
adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau
beberapa bahan lainnya yang menggunakan beberapa jenis kapang rhizopus,
seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti),
atau Rh. arrhizus, sehingga membentuk padatan kompak berwarna putih.
Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai ragi tempe. Warna
putih pada tempe disebabkan adanya miselia jamur yang tumbuh pada
permukaan biji kedelai. Tekstur kompak juga disebabkan oleh mise1ia
jamur yang menghubungkan biji-biji kedelai tersebut. Banyak sekali jamur
yang aktif selama fermentasi, tetapi umumnya para peneliti menganggap
bahwa Rhizopus sp merupakan jamur yang paling dominan. Jamur yang tumbuh
pada kedelai tersebut menghasilkan enzim-enzim yang mampu merombak
senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga
senyawa tersebut dengan cepat dapat dipergunakan oleh tubuh.
Dalam
sebuah penelitian meyebutkan bahwa tempe yang dibungkus rapat dengan
plastik akan lebih cepat membusuk dibandingkan dengan tempe yang
dibungkus oleh daun pisang. Mengapa hal ini bisa terjadi? Lalu beberapa
orang juga berpendapat tempe yang dibungkus daun pisang akan terasa
lebih enak dibandingkan dengan tempe yang dibungkus plastik. Apakah
menurut kalian juga begitu?
Molekul
kecil pada kemasan plastik yang digunakan untuk membungkus tempe atau
bahan makanan lainnya dikhawatirkan akan melakukan migrasi ke dalam
bahan makanan yang dikemas, hal inilah yang dapat menyebabkan cepatnya
pembusukan tempe. Apalagi jika plastik diolah dari bahan yang berbahaya,
hal ini dapat mengakibatkan bahan kimia bercampur dengan tempe dan akan
menghambat pertumbuhan kapang. Tahukah kamu bahwa kapang tempe yang
digunakan bersifat aerob obligat, artinya membutuhkan oksigen untuk
pertumbuhannya. Oleh karena itu jika tempe dibungkus dengan plastik yang
rapat dikhawatirkan proses fermentasi akan terhambat dan kualiatas
kapang yang dihasilkan akan mempengaruhi kulaits tempe juga. Ingat
kapang tempe sangat membutuhkan udara! Selain itu, plastik tidak
mempunyai rongga karena partikel-partikelnya padat,sementara itu daun
pisang memiliki rongga yang tidak terlalu padat sehingga sirkulasi udara
berjalan lancar yang berguna bagi tempe ketika menguap.
Sementara
itu daun pisang merupakan bahan organik yang memiliki sifat kontaminan
alami yang ada pada daunnya. Macam bakteri yang sering ada pada
permukaan daun adalah Bacillus cereus, B.Subtilis, Lacotbacillus
acidophilus sp., Staphylococcus aureus, S.epidermidis, pseudomonas
sp.,Corynebacterium sp.,Micrococcus sp. Kapang yang sering ada adalah
Mucor mucedo, Aspergillus niger, A.flavus, penicilium expansum,Rhizopus
stolonifer (Supardi dan Sukamto, 1999). Sejak dulu daun pisang digunakan
oleh masyarakat jawa sebagai pembungkus makanan terutama tempe, hal ini
disebabkan karena membungkus tempe dengan daun pisang sama halnya
dengan menyimpan tempe dalam ruang gelap dimana hal itu adalah salah
satu syarat ruang fermentasi. Walaupun dibungkus kelebihan lainnya daun
pisang masih bisa melakukan sirkulasi udara Karena rongga-rongga
udaranya. Ini dia yang menambah kelebihan tempe jika dibungkus dengan
daun pisang, kandungan polifenol yang terdapat pada daun pisang sama
dengan daun teh yang dapat menjadi antioxidant. Antioxidant polifenol
dapat mengurangi resiko penyakit jantung, pembuluh darah dan kanker.
Aroma dari tempe pun akan lebih harum dan tak berbau tengik karena ada
kandungan polifenol ini. Kandungan polifenol juga dapat menghambat
pertumbuhan bakteri streptococcus dan akan lebih memaksimalkan proses
fermentasi pada tempe karena kapang tumbuh dengan baik.
Pengemasan
bahan pangan memegang peranan penting dalam pengendalian dari
kontaminasi mikroorganisme terhadap produk bahan pangan. Apabila
tercemar oleh mikroorganisme dan disimpan dalam kondisi yang
memungkinkan bagi aktivitas metabolisme dapat menimbulkan kerusakan
bahan pangan dan membahayakan kesehatan konsumen (Supardi dan Sukamto,
1999).
Cita
rasa tempe kedelai ditentukan oleh jenis kedelainya dan ditentukan juga
oleh jenis pembungkus yang digunakan selama fermentasi. Selama ini yang
kita ketahui ada dua jenis pembungkus tempe, yaitu plastik dan daun
pisang. Kemasan plastik memiliki kelebihan yaitu kuat, ringan, tidak
karatan serta dapat diberi warna, sedangkan kelemahannya adalah molekul
kecil yang terkandung dalam plastik yang dapat melakukan migrasi ke
dalam bahan makanan yang dikemas. Daun pisang memiliki kelebihan
pembungkus alami yang tidak mengandung bahan kimia, mudah ditemukan,
mudah di lipat dan memberi aroma sedap. Di samping itu juga memiliki
kekurangan, antara lain mudah sobek dan kebersihan kurang. Selain tempe
ada makanan lain yang mungkin juga memakai plastik dan daun pisang
sebagai alternatif pembungkusnya, kalian bisa mencari tahunya sendiri
dengan salah satu referensinya adalah pembungkus makanan pada tempe ini.
Jadi menurut kalian mana yang lebih baik, membungkus makanan dengan plastik atau denagan daun pisang?
sumber:
http://www.scribd.com/doc/93487696/55717207-Pemanfaatan-Daun-Talas-Sebagai-Pembungkus-Makanan









Posting Komentar